Teologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi Dalam Konflik

Diskursus - Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara 12 (2):253-277 (2020)
  Copy   BIBTEX

Abstract

Abstrak: Dengan semakin majunya teknologi “memori,” sekarang dunia menghadapi cara baru untuk menyelesaikan ingatan-ingatan traumatis- nya. Kecenderungan (trend) baru menunjukkan bahwa mengingat, dan bukan melupakan, adalah langkah penting untuk menyelesaikan konflik menuju rekonsiliasi sejati. Teologi Kristen menawarkan kesempatan untuk mengalami kesembuhan dari ingatan yang menyakitkan dalam anamnesis dalam perayaan Ekaristi. Tiga orang teolog dari latar belakang berbeda membantu merumuskan bagaimana mengingat dapat terjadi dalam proses rekonsiliasi. Johann Baptist Metz meminta kita untuk meng- ingat mereka yang menderita. Alexander Schmemann mengatakan bahwa letak ingatan ada dalam Ekaristi. Miroslav Volf meminta ingatan yang jujur dalam proses mengingat. Penyembuhan dapat terjadi ketika meng- ingat dilakukan dengan jujur dan ingatan tersebut dibawa menjadi milik komunal, yang akhirnya membebaskan individu dari ingatan pahitnya. Kata-kata Kunci: Mengingat, ingatan, rekonsiliasi, konflik, memori, lupa, memaafkan, Ekaristi, komunal, Perjamuan Kudus. Abstract: Innovations in technology of “memory” has brought the world to find new ways to resolve its traumatic experiences. A new trend shows that remembering, and not forgetting, is an important step towards con- flict resolution and true reconciliation. Christian theology offers a chance for healing painful memories in the Eucharist’s anamnesis. Three theolo- gians from different backgrounds have helped construct how remem- brance can be used in a reconciliation process. Johann Baptist Metz asks us to remember those who suffer. Alexander Schmemann tells us that the place of memory is in the Eucharist. Miroslav Volf asks for a process of remembering truthfully. Healing happens when we remember truthfully, and remembrance becomes a communal memory, which in turn, will release individuals from his/her bitter memory. Keywords: To remember, remembrance, reconciliation, conflict, memory, to forget, to forgive, Eucharist, communal, Eucharistic Celebration.

Links

PhilArchive



    Upload a copy of this work     Papers currently archived: 92,227

External links

Setup an account with your affiliations in order to access resources via your University's proxy server

Through your library

Similar books and articles

Budaya Media Sosial dan Game Online Dalam Pandangan Filsafat Teknologi Don Ihde.Mahendra Wibawa - 2015 - In Anik Juwariyah & Prima Vidya Asteria (eds.), Konstelasi Kebudayaan Indonesia 1. Bintang Surabaya. pp. 298-310.
Kematian Tuhan: Tentang Bahasa, Logika, dan Metafisika.Risalatul Hukmi - 2017 - Cogito: Jurnal Mahasiswa Filsafat 4 (2):87-97.
Filsafat jiwa ikhwan al-shafa sebagai basis konsep pendidikan.Muhamad Rum - 2021 - Kanz Philosophia a Journal for Islamic Philosophy and Mysticism 7 (1):111-134.
Epistimologi paradigma Dan revolusi ilmu pengetahuan Thomas Kuhn.M. Dwi Rahman Sahbana - 2022 - Kanz Philosophia a Journal for Islamic Philosophy and Mysticism 8 (1):31-48.
Ekofeminisme dalam Antroposen: Relevankah?: Kritik terhadap Gagasan Ekofeminisme.Ni Nyoman Oktaria Asmarani - 2018 - BALAIRUNG: Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Indonesia 1 (1):126-143.
Pancasila Sebagai Idiologi Terbuka Dalam Menyongsong Era Baru. Subaidah - 1995 - Departemen Pertahanan Keamanan Ri, Lembaga Ketahanan Nasional.

Analytics

Added to PP
2023-02-27

Downloads
5 (#1,544,856)

6 months
3 (#984,770)

Historical graph of downloads
How can I increase my downloads?

Citations of this work

No citations found.

Add more citations

References found in this work

No references found.

Add more references