De-Antroposentrisme Pancasila: Sebuah Riset Awal Filsafat

Pancasila: Jurnal Keindonesiaan 1 (1):57-69 (2021)
  Copy   BIBTEX

Abstract

Satu tahun terakhir, masyarakat Indonesia telah menyadari secara tidak langsung arti dari pentingnya kesehatan publik karena ancaman pandemi global Covid-19. Wacana tentang virus, satu eksistensi non-manusia yang tidak kasat mata tetapi memiliki dampak yang signifikan terhadap perubahan sosial-budaya masyarakat. Dunia seolah berhenti sebab telah memberikan jarak terhadap sesama perihal munculnya ancaman yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ironisnya, ancaman yang setiap hari kita hadapi seringkali terabaikan, yaitu ancaman kerusakan ekologis di epos Antroposen. Krisis Antroposen meliputi perubahan iklim dan pemanasan global yang berdampak secara langsung terhadap wilayah regional maupun lokal dan ragam spesies di Indonesia. Lantas, bagaimana posisi pemahaman onto-epistemologis Pancasila terhadap ekistensi non-manusia seperti halnya lingkungan atau multi-spesies lainnya? Sebagai artikel gagasan konseptual, penelitian ini akan menganalisis secara filosofis bahwa kriteria onto-epistemologis Pancasila masih didominasi oleh pandangan Antroposentrisme atau manusia pusat segalanya sehingga perlu adanya tinjauan kritis terhadapnya. Adapun beberapa poin strategi yang tawarkan antara lain: Pertama, pendekatan de-antroposentrisme Pancasila diperlukan sebagai wacana alternatif untuk merekognisi eksistensi non-manusia. Kedua, rekognisi tidak cukup tetapi dibutuhkan afirmasi terhadap kondisi riil ekologis tanpa tergantung pada romantisisme Pancasila. Ketiga, perluasan pendidikan Pancasila terhadap masalah ekologis kontemporer dan tidak hanya sekedar menjadi menjadi ‘jargon’ identitas bangsa. Keempat, perlu adanya gerakan perubahan lingkungan untuk menguatkan kembali bahwa Pancasila dapat menjawab persoalan ekologis bangsa dan negara. Dengan demikian, artikel konseptual ini kemudian menjadi dasar bahwa di “Bumi” manakah Pancasila akan mengada jika bumi pertiwinya saja tidak dapat dihuni (unhabitable) oleh manusia Indonesia.

Other Versions

No versions found

Links

PhilArchive



    Upload a copy of this work     Papers currently archived: 99,462

External links

  • This entry has no external links. Add one.
Setup an account with your affiliations in order to access resources via your University's proxy server

Through your library

Similar books and articles

Status Manusia dalam Antroposen.Rangga Kala Mahaswa - 2019 - Cogito: Jurnal Mahasiswa Filsafat 5 (2):93-108.
Ekofeminisme dalam Antroposen: Relevankah?: Kritik terhadap Gagasan Ekofeminisme.Ni Nyoman Oktaria Asmarani - 2018 - BALAIRUNG: Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Indonesia 1 (1):126-143.
Hakikat Heriditas, Lingkungan, Kebebasan Manusia, Dan Hidayah Tuhan Dalam Pembentukan Kepribadian Manusia.Syaiful Dinata - 2022 - Kanz Philosophia : A Journal for Islamic Philosophy and Mysticism 8 (2):107-130.
Hiposubjektivitas Timothy Morton: Sebuah Tawaran Filsafat Manusia di Era Antroposen.Devananta Rafiq - 2024 - Diskursus - Jurnal Filsafat dan Teologi STF Driyarkara 20 (2):293-327.
Sementara penindasan yang terburuk setan alam kita-sebuah review dari ' Lebih Baik Malaikat di Sifat Kita: Mengapa Kekerasan Menurun’ ( The Better Angels of our Nature: why violence has declined) oleh Steven Pinker (2012)(review direvisi 2019). [REVIEW]Michael Richard Starks - 2020 - Selamat Datang di Neraka di Bumi Bayi, Perubahan Iklim, Bitcoin, Kartel, Tiongkok, Demokrasi, Keragaman, Disgenik, Kesetaraan, Peretas, Hak Asasi Manusia, Islam, Liberalisme, Kemakmuran, Web, Kekacauan, Kelaparan, Penyakit, Kekerasan, Kecerdasan Buatan, P.
I Struktur Logis Perilaku Manusia.Michael Richard Starks - 2020 - Las Vegas, NV USA: Reality Press.

Analytics

Added to PP
2021-05-07

Downloads
0

6 months
0

Historical graph of downloads

Sorry, there are not enough data points to plot this chart.
How can I increase my downloads?

Author's Profile

Citations of this work

No citations found.

Add more citations

References found in this work

No references found.

Add more references